Kamis, 14 Agustus 2008

Kopi Aceh





Kopi Aceh semakin dikenal orang sekarang. Peristiwa tsunami yang melanda Aceh 26 Desember 2006 lalu juga memberikan dampak positif bagi Aceh. Salah satunya adalah makin terkenalnya kopi Aceh



Bagaimana bisa kopi Aceh makin terkenal? Seiring dengan dimulainya proses rehabilitasi & rekonstruksi Aceh pasca tsunami, semakin banyak orang-orang berdatangan ke Aceh untuk ikut berperan dalam proses rehabilitasi & rekonstruksi tersebut. Mereka yang berdatangan itu antara lain orang-orang yang bekerja di BRR NAD-Nias, pegawai-pegawai berbagai LSM local & LSM asing, pejabat-pejabat pemerintahan dalam & luar negeri, prajurit-prajurit TNI, angota POLRI, tenaga medis, pekerja IT, buruh-buruh bangunan, dsb. Mereka semua tentu saja banyak yang pecinta kopi. Dan tentu saja warung-warung kopi yang banyak tersebar di berbagai pelosok kota-kota di Aceh menjadi tempat pelampiasan dahaga. Mencoba seteguk, hmmm…paten! Akhirnya menjadi suatu hal yang kurang rasanya bila ada hari yang dilewatkan tanpa mampir ke warung kopu untuk meneguk kopi Aceh.



Mulut ke mulut, coba-coba. Kemudian makin tersebarlah berita tentang kualitas rasa kopi aceh.



Jika berkesempatan datang ke Banda Aceh, Ibukota Aceh, mampirlah ke warung kopi Aceh dan buktikan nikmatnya rasa kopi Aceh. Ada beberapa warung kopi yang patut dikunjungi seperti warung kopi Solong di ulee kareng, warung kopi SMK Negeri 1 di lampineung, warung kopi Check Yuke di Jl. pinggir kali, dan warung kopi Taufik di Jl. Pocut Baren. Mengapa? Tentu saja karena rasa kopi aceh yang nikmat.


Para pembuat kopi di berbagai warung itu punya racikan tersendiri untuk memikat penikmat kopi. Semua proses pembuatan bubuk kopi penting untuk mendapatkan rasa nikmat yang khas. Ada yang mencampur lebih dari satu jenis kopi dengan komposisi tertentu, ada yang mencampurnya dengan bahan-bahan lain pada proses penggilingan & pengapian, dan ada juga yang mementingkan proses penjiwaan saat penyaringan dan penyajian.



Dari mana saja kopi Aceh berasal? Ada banyak tempat. Lamno, Geumpang, dan tentu saja Gayo. Salah satu kabupaten penghasil kopi Aceh di wilayah Gayo adalah kabupaten Bener Meriah. Kopi Gayo Arabika asal Kabupaten ini sudah lama dikenal oleh kalangan pengusaha kopi baik itu tingkat Regional, Nasional dan Manca Negara. Sehingga importir dari dalam dan luar negeri secara berkala sering berkunjung ke Kabupaten ini. Di samping kopi arabika, robusta juga telah mempunyai nama yang cukup baik terutama di kalangan pedagang lokal. Jenis kopi ini biasanya di proses untuk di jadikan kopi bubuk dengan aroma dan rasa yang khas.



Di Kabupaten ini telah ada dua perusahaan kopi luar negeri yang menanamkan modalnya, seperti Holland Coffee Bv. perusahaan kopi dari negeri Belanda, PT. Indocafco perusahaan kopi dari Swiss Amerika serikat dan sementara ini perusahaan kopi Aceh Coffee Company dari New Zealand sedang menjajaki untuk pengembangan perusahaannya di Kabupaten ini.
Selain perusahaan kopi luar negeri tersebut, di Bener Meriah juga terdapat Perusahaan Daerah Genap Mupakat, saat ini PD. Geunap Mupakat memproses biji kopi Arabika untuk menjadi komoditi eksport dengan kualitas terjamin, yang mampu memenuhi pasar Eropa, Amerika dan Jepang.